BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laut
merupakan sebuah ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi yang kuat
antara faktor biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan
saling mempengaruhi. Lingkungan menyediakan tempat hidup bagi
organisme-organisme yang menempatinya sebaliknya makluk hidup dapat
mengembalikan energi yang dimanfaatkkannya ke dalam lingkungan. Suatu daur
energi memberikan contoh nyata akan keberadaan interaksi tersebut. Di laut
terjadi transfer energi antar organisme pada tingkatan tropis yang
berbedadengan demikian terjadi proses produksi (Fachrul, 2006).
Organisme
di dalam air sangat beragam dan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk
kehidupannya atau kebiasaan hidupnya yaitu: bentos, Periphyton, Plankton,
Nekton dan Neuston. Plankton adalah organisme melayang atau mengambang di dalam
air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas, sehingga organisme
tersebut selalu terbawa oleh arus (Kaswadji, 2001).
Parameter biologi
yang paling banyak berpengaruh dalam pengelolaan kualitas air meliputi seperti
plankton, alga, tanaman air, dan bentos. Jasad renik dalam perairan berpengaruh
terhadap kehidupan ikan. Parameter biologi sangat perlu untuk dipahami oleh
pembudidayaan ikan karena beberapa jasad renik bermanfaat untuk
budidaya ikan khususnya larva untuk hidup, tumbuh dan berkembang .Sifat biologi
air yang banyak berperan dan perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi budidaya
ikan adalah produktifitas primer. Hal ini karena berperan sebagai pakan alami
serta penyedia oksigen terlarut dalam air bagi ikan untuk respirasi.
B.RUMUSAN MASALAH
Pertanyaan
mungkin selalu ada dalam batin maupun fikiran kita sebelum mengerti tantang
budaya politik indonesia,pastinya kita akan mencari tau tentang:
1. Apakah yang dimaksud
dengan Benthos?
2. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi Benthos?
3. sebutkan ciri – ciri Benthos
?
4. Bagaimana peran Benthos di perairan ?
5. Sebutkan jenis – jenis Benthos di perairan?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran kualitas air.
2. Menambah pengetahuan tentang kualitas air.
3. Membahas secara sederhana peranan benthos di perairan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Benthos
Bentos adalah organisme yang hidup di
dasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang.
Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang
atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola
penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal
tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan bentos.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-ubahDiantara hewan bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos. Makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai stabilisator sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dibandingkan di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut; garam dan makanan serta organisme dalam air, oksigen terlarut (DO) berpengaruh terhadap fotosintesis organisme, kebutuhan oksigen biologi (BOD) mempengaruhi respirasi organisme dalam air dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-ubahDiantara hewan bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos. Makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai stabilisator sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dibandingkan di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut; garam dan makanan serta organisme dalam air, oksigen terlarut (DO) berpengaruh terhadap fotosintesis organisme, kebutuhan oksigen biologi (BOD) mempengaruhi respirasi organisme dalam air dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan
2. Klasifikasi
Bentos
- Klasifikasi Bentos menurut ukurannya :
a.
Microfauna
Hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm.
Contohnya bacteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.
Hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm.
Contohnya bacteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.
b.
Meiofauna
Merupakan benthos yang mempunyai ukuran antara o.1 mm sampai 1,0 mm.
Contohnya nematoda, cepepoda, dan foraminifera.
Merupakan benthos yang mempunyai ukuran antara o.1 mm sampai 1,0 mm.
Contohnya nematoda, cepepoda, dan foraminifera.
c.
Makrofauna
Merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih dari 1 mm(0.04 inch).
Contohnya cacing, annelida, molusca, sponge, dan crustacea.
- Berdasarkan Tempat Hidupnya Bentos Diklasifikasikana.
Merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih dari 1 mm(0.04 inch).
Contohnya cacing, annelida, molusca, sponge, dan crustacea.
- Berdasarkan Tempat Hidupnya Bentos Diklasifikasikana.
a.
Epifauna
Adalah hewan yang hidupnya diatas permukaan dasar lautan
Contohnya, kepiting, siput laut, dan bintang laut.
Adalah hewan yang hidupnya diatas permukaan dasar lautan
Contohnya, kepiting, siput laut, dan bintang laut.
b.
Infauna
Adalah hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar lautan.Contohnya cacing, tiram, macoma, dan remis.
Adalah hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar lautan.Contohnya cacing, tiram, macoma, dan remis.
3. Ciri-ciri Benthos
Benthos sendiri mempunyai berbagai ciri-ciri yang diantaranya menurut
Sudarjanti dan Wijarni (2006) adalah :
· Mempunyai toleransi yang berbeda terhadap
berbagai tipe pencemaran dan mempunyai reaksi yang cepat.
· Ditemukan melimpah di perairan,
terutama di ekosistem sungai, dipengaruhi oleh berbagai tipe polutan yang ada.
· Mempunyai keanekaragaman yang tinggi dan
mempunyai respon terhadap lingkungan yang stress.
· Hidup melekat didasar perairan.
· Mempunyai siklus hidup yang panjang.
3. Peranan Bentos di Perairan
Bentos sebenarnya memiliki peranan
yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut ini akan diuraikan pentingnya
keberadaan bentos dalam suatu ekosistem:
1.
Bentos berfungsi dalam proses rantai makananBentos merupakan bagian
penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan
alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah rantai makanan. Beberapa rusak dan
makan daun dan bahan organik lainnya yang masuk air. Karena kelimpahan mereka
dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos
memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata
bentos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang
digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.
2.
Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu
perairanTidak seperti ikan, bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka
kurang mampu menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi
kualitas air. Oleh karena itu, bentos dapat memberikan informasi mengenai
kualitas air sungai dan kualitas air danau. siklus hidup lama mereka
memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk
menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan. Bentos merupakan grup yang
sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar spesies memiliki berbagai
tanggapan terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan toxicants. bentik makroinvertebrata Banyak berumur
panjang, yang memungkinkan deteksi peristiwa masa lalu seperti pencemaran
tumpahan pestisida dan ilegal dumping.
4. Jenis Benthos di Perairan
1. Zoobentos.
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang (Odum, 1993). Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan (Lind disitasi Ardi, 2002), serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan (Odum, 1993). Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder") (Pennak, 1978). Romimohtarto dan Sri (2001) mengatakan bahwa fauna bentik terdiri dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil seperti Sipunculidae (owak-owak), Pogonophora dan lan-lain.Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder") Perubahan salinitas dan DO mempengaruhi kehidupan biota perairan, termasuk komunitas makroinvertebrata bentos (biota perairan yang tidak bertulang belakang yang hidup di dasar sungai, berukuran > 1 mm). Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Toleransi organisme air terhadap pH bervariasi. Hal ini tergantung, pada suhu air, oksigen terlarut dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis dan stadium organisme.Suhu air yang tinggi dapat menambah daya racun senyawa-senyawa beracun seperti NO3, NH3, dan NH3N terhadap hewan akuatik, serta dapat mempercepat kegiatan metabolisme hewan akuatik. Sumber utama senyawa ini berasal dari sampah dan limbah yang mengandung bahan organik protein. Oksigen terlarut sangat penting bagi pernafasan zoobentos dan organisme-organisme akuatik lainnya. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang buerbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan. Spesies yang mempunyai kisaran toleransi lebar terhadap oksigen penyebarannya luas dan spesies yang mempunyai kisaran toleransi sempit hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja. Berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO), Kualitas perairan atas empat yaitu; tidak tercemar (> 6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5 – 6,5 mg/l), tercemar sedang (2,0 – 4,4 mg/l) dan tercemar berat (< 2,0 mg/l). Cahaya matahari merupakan sumber panas yang utama di perairan, karena cahaya matahari yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas di perairan. Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena itu suhu air di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di dasar perairan dangkal. Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas serta memacu atau menghambat perkembangbiakan organisme perairan. Pada umumnya peningkatan suhu air sampai skala tertentu akan mempercepat perkembang biakan organisme perairan.Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan
.2. Phytobentos
Merupakan
tanaman milik bentos tersebut.
Cara menentukan
kualitas perairan berdasarkan Benthos yang ada di perairan tersebut salah
satunya yaitu dengan pendekatan kualitatif dimana kita melihat jenis-jenis dari pada Benthos yang hidup
diperairan itu sendiri. jenis-jenis bentos berdasarkan tingkat kerusakan
perairan dikemukakan oleh Mulyanto (1995) sebagai berikut :
1. Perairan
bersih adalah Planaria, Perla, Isoperia, Leuctra, Nemoura, Eodyonurus dan
Ephemera.
2. Perairan
tercemar organik ringan adalah Caenis, Ephemerella, Baetis, Limnophillus dan
Hydropsyche.
3.
Perairan tercemar organik
sedang adalah Simulium, Lymnaea dan Physa.
4.
Perairan tercemar organik
berat adalah Chironomous dan Tubifex.
Komunitas bentos termasuk
beraneka ragam spesies dari larva serangga, termasuk nyamuk-nyamuk kecil,
lalat, lalat naga muda dan jenis cacing-cacingan (Jamil, 2001).
Menurut Hakim (2009), makrozoobenthos yang
memilki toleran yang luas akan memilki penyebaran yang luas juga seperti
contohnya jenis ephemeroptera.
Sebaliknya organisme yang kisaran
tolerasinya sempit (sensitif) maka penyebaranya juga sempit seperti jenis lalat batu dan tricoptera.
5. Cara Bentos mencari Makan
Sumber makanan utama untuk
bentos adalah alga
dan organik limpasan dari tanah. Di perairan pantai dan tempat-tempat lain di
mana cahaya mencapai bagian bawah, hewan bentik seperti diatom yang mampu
berfotosintesis dapat berkembang biak.
Adapun cara dari setiap
bentos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai berikut :
1. Filter
feeder atau sering disebut suspension feeder, adalah hewan
yang makan dengan menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari air,
biasanya dengan melewatkan air melalui struktur penyaringan khusus. Contohya
seperti spons
dan bivalvia
yang memiliki tubuh yang keras. Proses ini dapat terjadi pada daerah yang
berpasir.
2. Deposit feeders, adalah binatang atau hewan
yang mengkonsumsi sisa-sisa makanan pada substratum di bagian bawah air.
Seperti polychaetes
yang memiliki permukaan tubuh yang lunak. Ikan, bintang laut,
siput,
cumi,
dan krustasea
yang merupakan predator.
organisme bentik, seperti bintang laut , tiram , kima , teripang , bintang rapuh dan anemon laut , memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan dan manusia
organisme bentik, seperti bintang laut , tiram , kima , teripang , bintang rapuh dan anemon laut , memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan dan manusia
6. Faktor-
faktor lingkungan yang mempengaruhi bentos.
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan, substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh terhadap hewan bentos. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan bentos. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi bentos yang hidup di ekosistem perairan (Setyobudiandi, 1997).
Oksigen adalah gas yang amat penting bagi hewan. Perubahan kandungan oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Kebutuhan oksigen bervariasi, tergantung oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan oksigen terlarut mempengaruhi jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar O2terlarut maka jumlah bentos semakin besar.
Nilai pH menunjukkan derajad keasaman atau kebasaan suatu perairan yang dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan air. pH tanah atau substrat akan mempengaruhi perkembangan dan aktivitas organisme lain. Bagi hewan bentos pH berpengaruh terhadap menurunnya daya stress.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air pempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos.
Tipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos disuatu perairan (Susanto, 2000). Tipe substrat seperti rawa tanah dasar berupa lumpur. Macam dari substrat sangat penting dalam perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit oksigen dan karena itu organisme yang hidup didalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini (Ramli, 1989).
Perubahan tekanan air ditempat-tempat yang berbeda kedalamannya sangat berpengaruh bagi kehidupan hewan yang hidup di dalam air. Perubahan tekanan di dalam air sehubungan dengan perubahan kedalaman adalah sangat besar. Faktor kedalaman berpengaruh terhadap hewan bentos pada jumlah jenis, jumlah individu, dan biomass. Sedangkan faktor fisika yang lain adalah pasang surut perairan, hal ini berpengaruh pada pola penyebaran hewan bentos (Susanto, 2000).
Faktor biologi perairan juga merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup masyarakat hewan bentos sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan, sehingga komposisi jenis hewan yang ada dalam suatu perairan seperti kepiting, udang, ikan melalui predasi akan mempengaruhi kelimpahan bentos.
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan, substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh terhadap hewan bentos. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan bentos. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi bentos yang hidup di ekosistem perairan (Setyobudiandi, 1997).
Oksigen adalah gas yang amat penting bagi hewan. Perubahan kandungan oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Kebutuhan oksigen bervariasi, tergantung oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan oksigen terlarut mempengaruhi jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar O2terlarut maka jumlah bentos semakin besar.
Nilai pH menunjukkan derajad keasaman atau kebasaan suatu perairan yang dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan air. pH tanah atau substrat akan mempengaruhi perkembangan dan aktivitas organisme lain. Bagi hewan bentos pH berpengaruh terhadap menurunnya daya stress.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air pempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos.
Tipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos disuatu perairan (Susanto, 2000). Tipe substrat seperti rawa tanah dasar berupa lumpur. Macam dari substrat sangat penting dalam perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit oksigen dan karena itu organisme yang hidup didalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini (Ramli, 1989).
Perubahan tekanan air ditempat-tempat yang berbeda kedalamannya sangat berpengaruh bagi kehidupan hewan yang hidup di dalam air. Perubahan tekanan di dalam air sehubungan dengan perubahan kedalaman adalah sangat besar. Faktor kedalaman berpengaruh terhadap hewan bentos pada jumlah jenis, jumlah individu, dan biomass. Sedangkan faktor fisika yang lain adalah pasang surut perairan, hal ini berpengaruh pada pola penyebaran hewan bentos (Susanto, 2000).
Faktor biologi perairan juga merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup masyarakat hewan bentos sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan, sehingga komposisi jenis hewan yang ada dalam suatu perairan seperti kepiting, udang, ikan melalui predasi akan mempengaruhi kelimpahan bentos.
7.
Contoh
Benthos
a.
Hydropsychidae
b. Odonata
b. Odonata
c. Stone flies
d. Chironomidae Larvae
e. Penaeidae
f.
Coleoptera
h. Hirudinea
I . Gecarcinucoidea
J . kerang-kerangan air tawar
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Bentos adalah organisme yang hidup di
dasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang.
2. a. Klasifikasi
benthos menurut ukuran :
- Microfauna
- Meiofauna
- Makrofauna
b.
Klasifikasi
menurut tempat hidupnya :
- Epifauna
- Infauna
3. Ciri – Ciri Fauna :
· Mempunyai toleransi yang berbeda terhadap
berbagai tipe pencemaran dan mempunyai reaksi yang cepat.
· Ditemukan melimpah di
perairan, terutama di ekosistem sungai, dipengaruhi oleh berbagai tipe polutan
yang ada.
·Mempunyai
keanekaragaman yang tinggi dan mempunyai respon terhadap lingkungan yang
stress.
· Hidup melekat didasar perairan.
· Mempunyai siklus hidup yang panjang.
4. Peran Benthos di perairan :
- Bentos berfungsi dalam proses rantai
makananBentos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan
- Bentos dapat digunakan untuk melihat
kualitas air pada suatu perairan.
5. Jenis – Jenis Benthos :
- Zoobentos
- Phytobentos